side bar

******WEB-BLOG KELAS 6 SDN 1 KARANGSENTUL ********VISI : UNGGUL DALAM PRESTASI, DISIPLIN, TAULADAN DALAM BERTINGKAH LAKU DAN BERAKHLAK MULIA *********TETAP SEMANGAT BELAJAR ***********2021-2022.

Jumat, 03 September 2021

Lanjutan Materi Tematik Kelas 6 Tema 2: Persatuan dalam Perbedaan Subtema 2: Bekerja Sama Mencapai Tujuan

Karangsentul, Sabtu 6 September 2021
Oleh : Bpk Sugiyanto, S.Pd.SD

Pertempuran Medan Area dan Pertempuran Bandung Lautan Api

1. Pertempuran Medan Area

Pasukan Inggris dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat di Medan, Sumatra Utara pada 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu. Mereka menduduki beberapa hotel di Medan.

NICA

Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi "Medan Batalyon KNIL". Mereka ini bersikap congkak.

Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatra Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatra Timur yang dipimpin oleh Achmad Tahir.
Achmad Tahir

Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak Bendera Merah Putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah.
Pertempuran Medan Area

Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.

Pada tanggal 10 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area". Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area.
Jenderal T.E.D. Kelly

Jenderal T.E.D. Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris ancaman tersebut. Perlawanan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada Bulan Juli 1947.

2. Pertempuran Bandung Lautan Api

Pada Bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pejuang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar, dan badan-badan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.

Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum (peringatan) pertama agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila tidak diindahkan, tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan.

Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan. Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu.

Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan Kota Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI.

Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. Tokoh-tokoh pejuang seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan Kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh.
Peristiwa Bandung Lautan Api

Rakyat diungsikan ke luar Kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para anggota TRI dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang bernama Mohammad Toha.
Mohammad Toha




Demikian Materi Tematik kali ini.

TUGAS UNTUK HARI SABTU, 6 SEPTEMBER 2021 

KERJAKAN DI BUKU TULISMU,  HASIL PEKERJAANMU DIFOTO, KIRIMKAN KE PAK GURU LEWAT JAPRI !

SOAL TIDAK USAH DITULIS HANYA JAWABANNYA SAJA.


1. Pada tanggal 10 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area". Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka, dan meletuslah pertempuran di Medan.  Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah pertempuran ....

2. Seorang tokoh pemuda yang memimpin dalam pertempuran Medan Area adalah ....

3. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai musuh. Pertempuran pun terjadi. Peristiwa tersebut dikenal dengan pertempuran ....

4. Seorang Pejuang yang gugur dalam pertempuran Bandung Lautan Api adalah ....




Lanjutan Materi Tematik Kelas 6 Tema 2: Persatuan dalam Perbedaan Subtema 2: Bekerja Sama Mencapai Tujuan

Karangsentul,   Jumat 3 September 2021
Oleh : Bpk Sugiyanto, S.Pd.SD

Materi IPS 

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 telah lahir negara baru di dunia, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan rakyat Indonesia telah siap untuk membangun Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang maju di dunia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Di tengah kegembiraan itu, ternyata Belanda ingin menguasai Indonesia kembali. Bangsa Indonesia langsung bersiap mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia.

Secara umum, perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini dibagi menjadi dua cara, yaitu perjuangan secara fisik dengan mengangkat senjata dan perjuangan melalui jalur diplomasi atau perundingan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini terjadi di berbagai daerah di tanah air.

Perjuangan secara fisik dan melakukan jalur diplomasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut.

Perjuangan secara fisik:
  1. -Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
  2. -Pertempuran Ambarawa 15 Desember 1945.
  3. -Pertempuran Medan Area 10 Desember 1945.
  4. -Peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946.
Perjuangan melalui jalur diplomasi atau perundingan:
  1. -Perundingan Linggajati.
  2. -Perjanjian Renville.
  3. -Perundingan Roem Royen.
  4. -Konferensi Meja Bundar (KMB).

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan secara Diplomasi

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui perjuangan secara fisik, tetapi juga melalui perjuangan secara diplomasi atau melalui perundingan-perundingan seperti Perjanjian Linggajati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Perundingan Linggarjati

Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada 10 November 1946 di Linggarjati yang terletak di sebelah selatan Cirebon. Perundingan ini merupakan perundingan pertama antara pihak Indonesia dengan Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn.

Perundingan Linggarjati


Pada 25 Maret 1947 hasil perundingan Linggarjati ditandatangani. Isi perundingan ini jelas-jelas sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. 
Isi perundingan Linggarjati adalah sebagai berikut.
  1. -Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
  2. -Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan.
  3. -Negara Indonesia dan Belanda merupakan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Juliana
Wilayah Indonesia hasil Perjanjian Linggarjati

Hasil perundingan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut ternyata dilanggar oleh Belanda. Pada 21 Juli 1947, Belanda dengan tiba-tiba menyerang wilayah Republik Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sehingga wilayah Indonesia semakin sempit. Tindakan Belanda ini dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda I.

Agresi Militer Belanda I

Tindakan agresi Militer Belanda I mendapat tantangan dari dunia internasional. Beberapa negara seperti India, Amerika Serikat, dan Australia mengecam tindakan Belanda ini. Mereka mengusulkan membahasnya di Dewan Keamanan PBB. Pada 1 Agustusn 1947, PBB memerintahkan agar Belanda dan Indonesia menghentikan tembak menembak. Akhirnya, pada 4 Agustus 1947 Belanda mengumumkan gencatan senjata.

Perjanjian Renville

Setelah dimulainya gencatan senjata pada 4 Agustus 1947, PBB kemudian membentuk KTN (Komisi Tiga Negara) yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan perang antara Belanda dan Indonesia. KTN terdiri atas Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat yang dipilih oleh Australia dan Belgia (pihak netral).

KTN Memprakarsai terjadinya perjanjian Renville. Perjanjian antara Indonesia dan Belanda ini dilaksanakan di atas kapal Renville milik angkatan laut Amerika Serikat. Perjanjian Renville dilaksanakan pada 8 Desember 1947 dan hasil perjanjiannya ditandatangani pada 17 Januari 1948.

Perjanjian Renville

Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin dan delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul kadir. Hasil perjanjian Renville kembali merugikan bangsa Indonesia dan wilayah Indonesia menjadi semakin sempit.

Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut.
  1. -Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.
  2. -Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
Wilayah Indonesia hasil perjanjian Renville

Ternyata Belanda memang tidak bisa dipegang janjinya. Belanda kembali mengingkari hasil perjanjian yang telah dibuat dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948 Belanda kembali melancarkan agresi militernya yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresi ini Belanda berhasil merebut Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Belanda juga menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden Soekarno berhasil menghubungi Mr. Syarifuddin Prawiranegara melalui siaran radio. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kotanya Bukit Tinggi.

Tempat yang pernah dijadikan Kantor PDRI

Agresi Militer Belanda II mendapatkan tantangan dari dunia internasional, terutama negara-negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda segera ditarik keluar dari Indonesia. PBB membentuk UNCI(United Nation Commission for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia untuk kembali membantu menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda. UNCI memrakarsai perundingan Roem Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Agresi Militer Belanda II

Perundingan Roem Royen

Pada 4 April 1949 Indonesia dan Belanda dipertemukan lagi dalam meja perundingan oleh UNCI. Perundingan tersebut disebut perundingan Roem Royen dan dilaksanakan di Jakarta. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.

Perundingan Roem Royen

Isi perjanjian Roem Royen adalah sebagai berikut.
  1. -Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
  2. -Menghentikan semua gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
  3. -Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
  4. -Akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Belanda dan Indonesia di Den Haag setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

Konferensi Meja Bundar (KMB)

Sebagai tindak lanjut Perundingan Roem Royen, pada 23 Agustus 1949 - 2 November 1949 dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Dr. Moh. Hatta dan delegasi BFO (Badan Musyawarah Negara-Negara Federal) dipimpin oleh Sultan Hamid II, dan Belanda dipimpin oleh Mr. Van Maarseveen. Sementara UNCI dipimpin oleh Chritchley.

KMB di Den Haag Belanda

Isi perundingan KMB sebagai berikut.
  1. -Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir Desember 1949.
  2. -RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda.
  3. -Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Wilayah Indonesia setelah KMB

Berdasarkan isi KMB, pada 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan kepada RIS. Penandatanganan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Belanda dan di Indonesia. Di Belanda, perjanjian ditandatangani oleh Drs. Moh. Hatta sebagai wakil dari Indonesia dan Ratu Juliana sebagai perwakilan dari Belanda.

Adapun di Indonesia pengakuan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai perwakilan dari Indonesia dan Mr. A.H.S. Lovink sebagai perwakilan dari Belanda. Dengan ditandatanganinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda, sejak hari itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat.


Demikian Materi Tematik kali ini.

TUGAS UNTUK HARI JUMAT 3 SEPTEMBER 2021 

KERJAKAN DI BUKU TULISMU,  HASIL PEKERJAANMU DIFOTO, KIRIMKAN KE PAK GURU LEWAT JAPRI !

SOAL TIDAK USAH DITULIS HANYA JAWABANNYA SAJA.


1. Sebutkan tanggal berapa dan tempatnya dimana perundingan-perundingan di bawah ini :
    - Linggarjati
    - Renville
    - Roem-Royen
    - KMB
2. Sebutkan pimpinan delegasi Indonesia dalam perundingan-perundingan di bawah ini :
    - Linggarjati
    - Renville
    - Roem-Royen
    - KMB